RANGKUMAN RPS 9 DAN 10 PENELITIAN PENDIDIKAN
DESAIN
PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Desain
penelitian atau rancangan penelitian merupakan suatu rancangan yang dapat
menuntun peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap petanyaan penelitian. Dalam
pengertian yang luas desain penelitian mencangkup pelbagai hal yang dilakukan
peneliti, mulai dari identifikasi masalah, rumusan hipotesis, operasionalisasi
hipotesis, cara pengumpulan data, hingga analisis data.
Pada
hakekatnya desain penelitian merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan
penelitian, yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang menuntun peneliti dalam
seluruh proses penelitian. Dalam gars besarnya, desain penelitian memiliki dua
kegunaan yang amat penting dalam suatu proses penelitian, yakni :
1. Sarana bagi
peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
2. Merupakan
alat bagi peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol variabel yang
berpengaruh dalam suatu penelitian.
Desain
penelitian membantu penelitu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan peneliti
yang sahih, objektif, akurat, serta hemat. Desain penelitian harus disusun dan
dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat memperhatikan bukti empiris
yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian. Desain yang direncanakan
dengan baik sangat membantu peneliti untuk mengandalkan observasi dan
intervensi, serta untuk melakukan inferensi atau generalisasi hasil penelitian.
- Ruang
Lingkup dari Desain Penelitian
Ruang
lingkup design penelitian terdiri dari :
a.
Penentuan Judul Penelitian
Penentuan
judul penelitian sangat penting karena dapat mengetahui objek penelitian,
subjek apa yang akan diteliti, dimana lokasi penelitian, tujuan yang ingin di
capai dan sasarannya.
Ada beberapa
petunjuk bagi seorang peneliti yang akan melakukan penelitian dalam menentukan
judul, yaitu :
·
Keterjangkauan
·
Ketersedian Data
·
Signifikansi Judul yang dipilih
Beberapa
syarat yang diperlukan untuk memilih judul penelitian, yaitu :
·
Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui
permasalahan pokok objek yang akan diteliti
·
Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi
penulisan
·
Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas
b. Penentuan
masalah penelitian.
Masalah
penelitian itu merupakan pedoman kegiatan penelitian. Dalam penelitian, masalah
berperan untuk mengarahkan kegiatan penelitian. Tanpa rumusan masalah, peneliti
akan kesulitan dalam pelaksanaan dan penulisan penelitiannya.
Beberapa
syarat yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
·
Masih berhubungan dengan judul utama
·
Mendukumg tujuan penelitian
·
Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian
suatu teori
·
Memberikan sumbangan terhadap metodelogi
penenelitian
·
Menunjukan variable-variabel yang ditelitian
c.
Penentuan tujuan penelitian.
Tujuan
penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mencapai sasaran dan target yang
ingin dicapai. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utam dan tujuan sekunder.
Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul dan masalah penelitian,
sedangkan tujuan sekunder sangat tergantung pada keinginan pribadi seorang
peneliti, dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.
d.
Penentuan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap permasalahan namun perlu menguji
kebenarannya.
Ada beberapa
cara untuk merumuskan hipotesis anatara lain yaitu sebagai berikut:
·
Hipotesis yang baik harus searah dan mendukung Judul,
Masalah, dan Tujuan Penelitian
·
Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
·
Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam
statistik dikenal ada dua macam hipotesis yaitu:
·
Hipotesis nol (H0): hipotesis yang
menyatakan adanya kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak ada pengaruh
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
·
Hipotesis alternative (Ha):
hipotesis yang menyatakan adannya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan
saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan variable yang lain.
e.
Penentuan populasi dan sampel penelitian
Yang harus
diperhatikan dalam menentukan sampel penelitian, adalah :
·
Tentukan populasi di daerah penelitian.
·
Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
·
Tentukan metode pengambilan sampel
f.
Penentuan metode dan teknik pengumpulan data
Metode
pengumpulan data terdiri atas beberapa cara yaitu :
·
Osevasi
·
Wawancara
·
Angket
·
Pengumpulan data skunder
·
Pengumpulan data melalui penginderaan jauh
- Penentuan
cara mengolah dan menganalisis data.
B. Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian
kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar
antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu
“teori”.
Penelitian
harus mempertimbangkan secara matang pendekatan yang tepat baik sintektik
maupun analitik, dan tujuan dari penelitian tersebut apakah bersifat heuristik
maupun deduktif. Peneliti dapat menggabungkan pendekatan-pendekatan ini.
Sebagai contoh, hipotesis yang diturunkan dari penelitian sintektik-heuristik
kemudian dapat dipilih menjadi dasar penelitian dengan menggunakan desain
analitik-deduktif.
Perbedaan
yang paling mendasar terletak pada sifat intrinsik subjek penelitian, peran
peneliti, dan apakah kebenaran diperoleh melalui fakta yang objektif atau
persepsi subjektif. Hasil yang ditunjukkan oleh perbaikan verbal pembelajar
bahasa sebagai strategi pemerolehan berbeda dengan hasil yang ditunjukkan oleh
nilai kuantitatif pada judgment test yang dikontrol dalam penelitian
eksperimental.
Perbedaan
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Menurut Fraenkel dan
Wallen, 1993)
No
|
Penelitian
Kuantitatif
|
Penelitian
Kualitatif
|
1
|
Menekankan
hipotesis jadi yang dirumuskan sebelumnya.
|
Menekankan
hipotesis yang berkembang dalam pelaksanaan penelitian.
|
2
|
Menekankan
definisi operasional yang dirumuskan sebelumnya.
|
Menekankan
definisi dalam konteks atau perkembangan penelitian.
|
3
|
Data
diubah menjadi skor numerik.
|
Menekankan
deskripsi naratif.
|
4
|
Menekankan
pengukuran dan penyempurnaan keajegan skor yang diperoleh dari instrumen.
|
Menekankan
pada asumsi bahwa keajegan inferensi cukup kuat.
|
5
|
Pengukuran
validitas melalui rangkaian perhitungan statistik.
|
Pengukuran
validitas melalui cek silang dari sumber informasi.
|
6
|
Menekankan
teknik acak untuk mendapatkan sampel representatif.
|
Menekankan
informasi ekspert untuk mendapatkan sampel purposif.
|
7
|
Menekankan
prosedur penelitian yang baku.
|
Menekankan
prosedur penelitian deskriptif naratif.
|
8
|
Menekankan
desain untuk pengontrolan variabel ekstranus.
|
Menekankan
analisis logis dalam pengontrolan variabel ekstranus.
|
9
|
Menekankan
desain untuk pengontrolan khusus untuk menjaga bias dalam prosedur
penelitian.
|
Menekankan
kejujuran peneliti dalam pengontrolan prosedur bias.
|
10
|
Menekankan
rangkuman statistik dalam hasil penelitian.
|
Menekankan
rangkuman naratif dalam hasil penelitian.
|
11
|
Menekankan
penguraian fenomena.
|
Menekankan
deskripsi holistik.
|
C. Desain
Penelitian Eksperimen
Rancangan
penelitian eksperimental dikelompokan menjadi tiga, yakni :
- Rancangan-rancangan
praeksperimen (pre experimental designs)
a.
Posttest Only Design
Dalam
rancangan oni perlakuan atau intervesi telah dilakukan (X) kemudian dilakukan
pengukuran (observasi) atau posttest (02). Selama tidak ada kelompok kontrol,
hasil 02 tidak mungkin dibandingkan dengan yang lain. Rancangan ini sering
disebut “The One Shot Case Study”. Hasil observasi ini (02) hanya
memberikan informasi yang bersifat deskriptif yang digambarkan sbb :
Dalam
rancangan ini sama sekali tidak ada kontrol dan tidak ada internal
validitasnya. Sifatnya yang cepat dan mudah, menyebabkan rancangan ini sering
digunakan untuk meneliti suatu program yang inovatif, misalnya dalam bidang
pendidikan kesehatan.
b.
Rancangan One Group Pretest Posttest
Rancangan
ini juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi peling tidak sudah
dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji
perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).
Kelemahan
dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi
pada variabel dependen karena intervensi atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat
bahwa rancangan ini tidak terhindar dari berbagai macam (kelemahan) terhadap
validitas, misalnya sejarah, testing, maturasi, dan instrumen.
c.
Perbandingan Kelompok Statis
Rancangan
ini seperti rancangan pertama, hanya bedanya menambahkan kelompok kontrol atau
kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima perlakuann (X) yang diikuti
dengan pengukuran kedua atau observasi (02). Hasil observasi kemudian
dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kontrol, yang tidak menerima
program atau intervensi
2. Rancangan-rancangan
eksperimen sungguhan (true experimental designs).
a. Rancangan Pretest
Posttest dengan Kelompok Kontrol
Rancangan
ini menggunakan randomisasi maksudnya pengelompokan anggota kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan pengacakan. Kemudian dilakukan pretest
(01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok
eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan posttest (02) pada kedua
kelompok tersebut.
Rancangan
ini sulit digunakan karena saat di lapangan biasanya sulit bahkan tidak mungkin
melakukan randomisasi. Disamping itu, dari sedi aspek lain, tidak mungkin
melakukan intervensi pada kelompok yang satu dan tidak melakukan intervensi
pada kelompok yang lain. Rancangan ini dapat diperluas, dengan melibatkan lebih
dari satu variabel bebas. Dengan kata lain perlakuan dilakukan lebih dari satu
kelompok, dengan bentuk perlakuan yang berbeda.
b.
Rancangan Randomized Salomon Four Group
Pada
rancangan ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas yang ada pada rancangan
randomized control group pretest posttest. Apabila pretest mungkin
mempengaruhi subjek sehingga menjadi sensitif terhadap perlakuan (X) dan
bereaksi berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretest dengan
perlakuan (X).
- Rancangan
Posttest dengan kelompok kontrol
Perdedaan
rancangan ini dengan rancangan yang lain yaitu tidak adanya pretest,
karena kasus-kasus telah dirandomisasi baik pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Kelompok-kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan
perlakuan. Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh
perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membbandingkan kelompok tersebut
dengan kelompok kontrol.
a.
Rancangan-rancangan eksperimen semu (quasi
experimental designs).
Rancangan
eksperimen semu ini mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan
pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman validitas. Perbedaan penelitian
eksperimen sungguhan dengan penelitian eksperimen semu terletak pada
randomisasi, maka rancangan penelitian eksperimen sungguhan dapat digunakan
sebagai rancangan penelitian eksperimen semu, tanpa menggunakan simbol Randomization.
b.
Rancangan Rangkaian Waktu
Rancangan
ini seperti rancangan pretest posttest, kecuali mempunyai keuntungan
dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang), sebelum dan sesudah
perlakuan.
|
Pretest
Perlakuan Posttest
c.
Rancangan Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding
Rancangan
ini menggunakan kelompok kontrol (pembanding). Rancangan ini lebih memungkinkan
adanya kontrol terhadap validitas internal sehingga keuntungan dari rancangan
ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi.
|
Pretest
Perlakuan
Posttest
d.
Rancangan Non Equivalent Control Group
Rancangan
ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau
pelatihan lainnya. Disamping itu rancangan ini baik juga digunakan untuk
menbandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa,
dengan kecamatan atau desa lainnya. Dalam rancangan ini pengelompokan anggota sampel
padda kelompok eksperimen dan kelompok konterol tidak dilakukan secara random
atau acak.
Pretest
Perlakuan Posttest
|
e.
Rancangan Separate Sampel Pretest Posttest
Rancangan
ini biasa digunakan dalam penelitian kesehatan dan keluarga berencana.
Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih
secara acak dari populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi pada seluruh
populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok
sampel lain yang dipilih acak dari populasi yang sama.
Pretest
Perlakuan Posttest
|
RANCANGAN
PENELITIAN
A. Konsep Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dalam arti sempit dimaknai
sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas
rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Pada dasarnya rancangan penelitian merupakan “blueprint” yang menjelaskan
setiap prosedur penelitian mulai dari tujuan penelitian sampai dengan analisis
data.
Rancangan
penelitian dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan
dengan baik , benar dan lancar. Komponen yang umumnya terdapat dalam rancangan
penelitian adalah :
1. Tujuan
penelitian
2. Jenis
penelitian yang akan digunakan
3. Unit
analisis atau populasi penelitian
4. Rentang
waktu dan tempat penelitian dilakukan
5. Teknik
pengambilan sampel
6. Teknik
pengumpulan data
7. Definisi
operasional variabel penelitian
8.
Pengukuran
9. Teknik
analisis data.
10.
Instrumen pencarian data (mis. Kuesioner)
B. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah hasil akhir penelitian itu sendiri. Fungsi tujuan penelitian,
di samping untuk mengarahkan proses penelitian, juga dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan penelitian. Tujuan penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan penelitian (research questions) dan atau juga hipotesis penelitian.
C. Jenis Penelitian yang Akan Digunakan
Beberapa
jenis penelitian yang banyak dipakai dalam ilmu administrasi atau manajemen
adalah penelitian deskriptif, korelasional, eksperimental. Penelitian
deskriptif bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diteliti secara apa
adanya, namun lengkap dan rinci. Satu contoh yang banyak dari penelitian
deskriptif adalah penilaian sikap atau pendapat dari individual, organisasi,
peristiwa, atau prosedur kerja. Beberapa contoh pertanyaan penelitian yang
dicoba ditemukan jawabannya melalui penelitian deskriptif adalah sebagai
berikut :
• Bagaimana
manajer menghabiskan waktu kerjanya?
• Bagaimana
sikap pegawai terhadap jadwal kerja “flex-time”?
• Bagaimana
organisasi melakukan proses seleksi pegawai ?
• Bagaimana
koordinasi kerja antar bagian dalam organisasi?
D. Unit Analisis atau Populasi
Penelitian
Individual, Misalnya
ingin mengetahui kepuasan pegawai, maka unit analisisnya adalah
individu-individu pegawai.
Kelompok, Misalnya
ingin mengetahui kinerja antar departemen atau gugus kendali mutu, maka unit analisisnya
adalah kelompok.
Organisasi, Misalnya
ingin mengukur kualitas pelayanan kantor X, maka unit analisisnya adalah
organisasi.
Benda, Misalnya
menilai kualitas susu bubuk untuk bayi, maka unit analisis- nya adalah produk,
berupa susu bayi.
E. Rentang Waktu dan Tempat Penelitian
Dilakukan
One shot or
Cross section studies, data dikumpulkan hanya sekali.
Longitudinal
studies, data dikumpulkan dalam beberapa periode waktu
tertentu. Misalnya untuk meneliti disiplin pegawai, peneliti mengamati perilaku
pegawai selama enam bulan.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Secara umum
ada dua teknik, yaitu :
·
- Sampling Probabilistik (Acak)
·
Simple Random Sampling
·
Stratified Random Sampling
·
Area Sampling
·
Cluster Sampling
·
Systematic Sampling
·
- Sampling Non Probabilistik
(Non-Acak)
·
Accidental Sampling
·
Convienience Sampling
·
Snow-Ball Sampling
·
Purposive Sampling
G. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa
teknik pengumpulan data, yaitu :
·
Wawancara
·
Kuisioner
·
Observasi
·
Studi Dokumentasi
Sebuah
penelitian bisa hanya menggantungkan pada satu cara pengumpulan data, tetapi
bisa juga mengkombinasikannya. Misalnya, untuk mencari data dari variable
motivasi kerja menggunakan kuesioner, sedangkan untuk mencari data pendapatan,
gaji, atau upah, menggunakan teknik observasi.
H. Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Definisi
operasional variabel adalah upaya untuk mengurangi keabstrakan konsep atau
variabel penelitian, sehingga bisa dilakukan pengukuran. Beberapa peneliti
menggunakan istilah indikator. Misalnya, untuk mengukur disiplin pegawai, maka
dihitung frekuensi ketepatan masuk kerja, kepatuhan pada peraturan, dlsb. Untuk
mengetahui produktivitas, dihitung perbandingan antara hasil herja dengan waktu
kerja. Bagi penelitian kuantitatif, langkah ini mutlak dilakukan.
I. Pengukuran Variabel Penelitian
Jenis skala
pengukuran untuk setiap variabel penelitian perlu diketahui dengan benar. Hal
ini berguna untuk menetapkan rumus atau perhitungan- perhitungan statistik.
Misalnya, untuk variabel yang berskala nominal tidak mungkin dihitung
rata-ratanya. Skala pengukuran yang ada adalah nominal, ordinal, interval, dan
rasio.
J. Teknik Analisis Data
Sebelum data
dianalisis, diolah terlebih dahulu. Maka dikenal proses editing, coding, master
table, dan lain-lainnya. Analisis data mencakup kegiatan mengukur reliabilitas
dan validitas, mean, deviasi standar, korelasi, distribusi frekuensi, uji
hipotesis, dan lain sebagainya.
K. Instrumen Pencarian Data
Ada beberapa
alat yang dikenal sebagai alat pengambil data dalam penelitian sosial / bisnis.
Alat-alat tersebut mencakup wawancara, kuesioner atau angket, observasi, dan
studi dokumentasi
Komentar
Posting Komentar