RANGKUMAN RPS 3 DAN 4 PENELITIAN PENDIDIKAN
A.
Mengidentifikasi
Karakteristik Masalah
Menurut
pendapat Emory (1985), ada 7 ciri khas penelitian yang baik dan benar, yakni
sebagai berikut :
1.
Jelas
dan Fokus
Masalah yang diteliti
haruslah betul-betul sebagai masalah, sehingga data yang terkumpul dalam
penelitian itu dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian yang benar dan jelas. Sehingga penelitian akan lebih
terarah dan fokus, efisien dan efektif.
2.
Prosedur
penelitian yang Rinci
Prosedur penelitian
harus jelas, terperinci, dijabarkan. Sehingga bukan hanya anda saja yang
memahaminya, tapi orang lain yang membaca hasil tulisan anda.
3.
Prosedur
Harus teliti
Prosedur dalam rancangan
penelitian harus dibuat secara teliti dan hati-hati, agar nantinya penelitian
anda menjadi penelitian yang benar-benar valid. Valid maksudnya sesuai antara
data dan fakta. Sementara data yang dimaksud adalah teori-teori yang mendukung
penelitian, dokumen, maupun kuesioner anda. Intinya, dalam meneliti mau tidak
mau anda harus mengedepankan prosedur. Prosedurnya jelas, dan teliti.
4.
Laporan
lengkap dan sistematis
Laporan penelitian
harus lengkap, dan disusun secara sistematis. Kelengkapan yang dimaksud
mencakup teori yang mendukung penelitian anda, sumber data baik pustaka maupun
lapangan, sekunder maupun primer, dan sebagainya.
Dalam menyusun laporan penelitian, baik itu jurnal,
skripsi, tesis, dan disertasi, laporan yang sistematis menjadi nilai
tersendiri, dan tentunya akan diistimewakan. Sistematis dalam penelitian
termasuk dalam hal kemampuan anda dalam mengolah data, penempatan teori dari A
sampai Z.
5.
Analisis
tepat
Analisis yang digunakan
harus tepat. Dalam penelitian, ada baiknya sebelum menemukan masalah, dan
membuat judul, anda harus membuat rencana yang baik tentang desain penelitian
anda. Termasuk dalam hal menentukan analisisnya. Misalnya menggunakan analisis
korelasi, maka yang dikaji dan diteliti adalah hubungan antara masalah A dan B.
yah begitulah selanjutnya, jika meneliti hubungan maka gunakan analisis
korelasi. Jika meneliti perbandingan, gunakan analisis komparatif.
6.
Kesimpulan
dan Saran dari sumber Bukan pribadi
Setiap kesimpulan dan
saran yang diberikan harus didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian.
Dengan kata lain, kesimpulan dan saran yang anda tuliskan bukanlah pendapat
anda semata. Boleh anda mengajukan pendapat, namun hal tersebut hanya sekedar
saran tambahan.
7.
Peneliti
berintegritas
Poin inilah yang paling
penting. Integritas merupakan perpaduan dari semua poin di atas. Dalam
penelitian, seorang peneliti yang berintegritas tentunya akan sangat ditunggu-tunggu
hasil penelitiannya. Bagaimana dengan skripsi? tentunya poin ini-pun akan
berlaku. Mahasiswa yang berintegritas dalam penelitiannya adalah mahasiswa yang
membuat skripsinya dengan hasil jerih payahnya sendiri, bukan dengan konsultan
atau menggunakan jasa orang lain. Tentunya dengan menerapkan poin-poin yang
sudah dijelaskan diatas.
B.
Menjelaskan
Hubungan 2 Variabel
Dalam
hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui,
yaitu:
1.
Hubungan
simetris
Hubungan
simetris terjadi apabila :
a.
Kedua
variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya meningkatnya
penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat
kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan
oleh faktor yang sama, yaitu meningkatnya kebutuhan informasi ditengah
masyarakat.
b.
Kedua
variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan
cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan
sebagainya.
c.
Kedua
variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara
kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid
berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.
2.
Hubungan
timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua
variabel yang saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi
sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya,
sehingga tidak dapat ditentukan varibel mana yang menjadi sebab atau variabel
mana yang menjadi akibat. misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan
dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi x.
Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan
minat membaca, motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula
sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Contoh lain, penenaman modal (investment)
mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya
penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada
berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.
3.
Hubungan
asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel,
yakni suatu variabel mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal
balik.
Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial
terletak pada hubungan asimetris ini. Misalnya, hubungan antara keamanan suatu
negara dengan penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi
tingkat penanaman modal (investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka
pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat
pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi pola
konsumsi masyarakat, dan sebagainya.
C.
Mengidentifikasi
dan Merumuskan Masalah
Konsep identifikasi masalah (problem identification)
adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan
kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh
dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research
problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan
apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian
secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau
lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai
pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau
lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan
sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang
lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali
ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif
variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual. Beberapa
hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:
1.
Bacaan.
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan
hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan
penelitian yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian
sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena
ada berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini
menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang
belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum
juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku
bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut
dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia
cetak.
2.
Pertemuan
Ilmiah. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah,
seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya,
simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul
berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3.
Pernyataan
Pemegang Kekuasaan (Otoritas). Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas
cenderung menjadi figure publik yang dianut oleh orang-orang yang ada
dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal
dan non formal.
4.
Observasi
(pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun
dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu
dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah
dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses
belajar mengajar.
5.
Wawancara
dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual
di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat
tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat
menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan
ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6.
Pengalaman.
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi
kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri
maupun dari orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat
dijawab melalui penelitian.
7.
Intuisi.
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian
tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi
dalam melahirkan suatu pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga
berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi, untuk mengindentifikasi
masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang memungkinkan lahir
masalah-masalah penelitian seperti di atas. Sumber-sumber keilmuan yang membawa
masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Setelah masalah-masalah penelitian dapat
diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan peneliti
masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian. Untuk
memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu
mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Rumusan
masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan dengan singkat
dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah
dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.
2.
Rumusan
masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan lebih
tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan
pernyataan.
3.
Rumusan
masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah yang
jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan
diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana
melakukannya, dan apa tujuan yang diharapkan.
4.
Masalah
hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan masalah
akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-konsep dan
sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya.
5.
Rumusan
masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data
di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah
penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi
ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan penarikan simpulan yang jelas dan
tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya
disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.
D.
Merumuskan
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari
perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah
pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian
tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan
masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan
umum (general purposes) dan tujuan
khusus (spesific purposes). Adanya
tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya
penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya
akan timbul perbedaan penafsiran, perlu diberikan definisi istilah dan
variabel-variabel penelitian yang bersangkutan.
1.
Tujuan
umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan
dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak
2.
Tujuan
khusus penelitian
•
Merupakan
pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur
•
Berupa
uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian
•
Tujuan
khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan
diteliti
•
Boleh
dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.)
•
Maupun
pasif (diketahuinya, dsb.)
Jenis
tujuan penelitian
1.
Mendapatkan
informasi IPTEK tertentu
2.
Mengembangkan
metode/ alat/ teori/ konsep baru yang lebih efektif/ efisien dibanding yg ada
3.
Menilai
faktor-faktor yangg berhubungan/ berpengaruh terhadap suatu kejadian
4.
Mengevaluasi
program, kegiatan atau menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/ prosedur
5.
Membandingkan
efektivitas/ efisiensi biaya pengobatan 2 kelompok atau lebih responden
Untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan
penelitian, proposal penelitian memuat apa yang hendak dicapai. Tujuan penelitian,
banyak memberi warna terhadap langkah-langkah yang akan ditempuh, karenanya
menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa criteria yang harus diperhatikan
yaitu ;
1)
Tujuan
penelitian dirumuskan secara jelas dan operasional
2)
Tujuan
penelitian diarahkan sekitar masalah yang diteliti
3)
Tujuan
penelitian member arah yang tepat bgi peneliti tentang sasaran yang dituju.
4)
Tujuan
penelitian menccerminkan analisis massalah dari segi variabel yang diteliti,
sehingga memungkinkan terpecahkannya masalah.
Komentar
Posting Komentar