RANGKUMAN RPS 7 DAN 8 PENELITIAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian
atau gejala yang akan diteliti. Menurut Kerlinger (2006: 49), variabel adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi.
Kerlinger juga mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya
kita letakan sebarang nilai atau bilangan. Menurut Sugiyono (2009: 60),
variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1998:
99), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari pendapat para
ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut dan sifat atau nilai orang, faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
B. Jenis-Jenis
Variabel Penelitian
Variabel dapat dikelompokkan menurut beragam cara, namun
terdapat tiga jenis tiga jenis pengelompokkan variabel yang sangat penting dan
mendapatkan penekanan. Karlinger, (2006: 58) antara lain:
1.
Variabel
bebas dan variabel terikat
Variabel bebas sering disebut independent, variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati
variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas.
Biasanya variabel terikat adalah kondisi yang hendak kita jelaskan. Dalam
eksperimen-eksperimen, variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasikan
(“dimainkan”) oleh pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti di bidang
pendidikan mengkaji akibat dari berbagai metode pengajaran, peneliti dapat
memanipulasi metode sebagai (variabel bebasnya) dengan mengggunakan berbagai
metode.
Dalam penelitian yang bersifat tidak eksperimental, yang
dijadikan variabel bebas ialah yang “secara logis” menimbulkan akibat tertentu
terhadap suatu variabel terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok
dan kanker paru-paru, merokok (yang memang telah dilakukan oleh banyak subyek)
merupakan variable bebas, sementara kangker paru-paru merupakan akibat dari
merokok atau sebagai variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel
penyebab, sedangkan variabel terikat yang menjadi akibatnya.
Dalam bidang pendidikan variabel terikat yang paling
lazim adalah, misalnya prestasi, atau “hasil belajar”. Untuk mengetahui
prestasi belajar peserta didik, peneliti memiliki sejumlah besar kemungkinan
variabel bebasnya, antara lain: kecerdasan, kelas sosial, metode pembelajaran,
tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan hukuman), sikap terhadap
sekolah, suasana kelas dan seterusnya. Untuk lebih mudah dipahami berikut ini
ditampilkan skema mengenai penjelasan di atas.
2.
Variabel
aktif dan variabel atribut
Variabel aktif adalah variabel bebas yang dimanipulasi.
Sembarang variabel yang dimanipulasikan merupakan variabel aktif. Misalnya
peneliti memberikan penguatan positif untuk jenis kelakuan tertentu dan
melakukan hal yang berbeda terhadap kelompok lain atau memberikan instruksi
yang berlainan pada kedua kelompok tersebut atau peneliti menggunakan metode
pembelajaran yang berbeda, atau memberikan imbalan kepada subyek-subyek dalam
kelompok lain, atau menciptakan kecemasan dengan instruksi-instruksi yang
meresahkan, maka peneliti secara aktif memanipulasi variabel metode, penguatan,
dan kecemasan.
Variabel atribut adalah yang tidak dapat dimanipulasi
atau kata lain variabel yang sudah melekat dan merupakan ciri dari subyek
penelitian. Misalnya: Intelegensi, bakat jenis kelamin, status sosial-ekonomi,
sikap, daerah geografis suatu wilayah, dan seterusnya. Ketika kita melakukan
penelitian atau kajian subyek-subyek penelitian kita sudah membawa
variabel-variabel (atribut-atribut) itu. Yang membentuk individu atau subyek
penelitian tersebut adalah lingkungan, keturunan, dan situasi-situasi lainnya.
Perbedaan variabel aktif dan variabel atribut ini
bersifat umum. Akan tetapi variabel atribut dapat pula menjadi variabel aktif.
Ciri ini memungkinkan untuk penelitian relasi “yang sama” dengan cara berbeda.
Misalnya kita dapat mengukur kecemasan subyek. Jelas bahwa dalam hal ini
kecemasan merupakan atribut. Akan tetapi kita dapat pula memenipulasi
kecemasan. Kita dapat menumbuhkan kecemasan dengan tingkat yang berbeda, dengan
mengatakan kepada subyek-subyek yang termasuk dalam kelompok eksperimen
(kelompok yang diteliti) bahwa yang harus mereka kerjakan sulit, maka tingkat
kecerdasan mereka akan diukur dan masa depan mereka tergantung pada skor tes
itu. Sedangkan kepada subyek lainya dipesan bahwa kerja sebaik-baiknya tetapi
santai saja; hasil tes tidak terlalu penting dan sama sekali tidak mempengaruhi
hari depan mereka.
3.
Variabel
kontinu dan variabel kategori
Sebuah variabel kontinu memiliki sehimpunan harga yang
teratur dalam suatu cakupan (range) tertentu. Arti defenisi ini ialah:
·
Harga-harga
suatu variabel kontinu mencerminkan setidaknya suatu urutan peringkat. Harga
yang lebih besar untuk variabel itu berarti terdapatnya lebih banyak sifat
tertentu (sifat yang dikaji) yang dikandungnya, dibandingkan dengan variabel
dengan harga yang lebih murah. Misalnya, harga-harga yang diperoleh dari suatu
skala untuk mengukur ketergantungan (depedensi) mengungkapkan ketergantungan dengan
kadar yang berbeda-beda, yakni mulai dari tinggi, menengah/sedang, sampai
rendah.
·
Ukuran-ukuran
kontinu dalam penggunaan nyata termuat dalam suatu range, dan tiap individu
mendapatkan skor yang ada dalam range tersebut. Misalnya suatu skala untuk
mengukur ketergantungan mungkin memiliki range dari 1 hingga 7.
·
Secara
teoritis terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga banyaknya dalam
range itu. Demikianlah maka skor seseorang individu mungkin sekali adalah 4,72
dan bukan 4 atau 5.
Variabel kategori variabel yang
berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang dinamakan pengukuran nominal. Dalam
pengukuran nominal terdapat dua himpunan bagian (subset) atau lebih yang
merupakan bagian dari himpunan (set) obyek yang diukur. Individu-individu
dikategorisasikan berdasarkan pemilikan ciri-ciri tertentu yang merupakan
penentu suatu himpunan bagian. Jadi persoalah variabel ini adalah antara “ya”
atau “tidak”. Contoh paling mudah adalah variabel kategori dikotomis: jenis
kelamin, republik-demokrat, kulit putih-kulit hitam, dan sebagainya. Politomi,
yakni pilihan (partisi) cukup lazim terdapat khususnya dalam sosiologi dan ilmu
ekonomi: anutan agama, pendidikan, kewarganegaraan, pilihan pekerjaan, dan
seterusnya.
Syarat-syarat yang dituntut variabel kategori dan
variabel nominal, adalah semua anggota himpunan bagain dipandang sama. Misalnya,
kalau variabel itu adalah anutan agama, semua penganut protestan adalah sama;
semua penganut katolik adalah sama; dan semua penganut “lain-lain” pun sama.
Jika seorang agama katolik, dia dimasukan dalam kategori “katolik” dan diberi
angka (nomor) “1” dalam katergori tersebut. Variabel ini bersifat “demokratis”
artinya, tidak mengenal tatanan peringkat atau ungkapan “lebih besar” maupun
“lebih kecil” daripada di antara kategorinya. Semua anggota kategori memiliki
nilai atau harga sama, yakni: Ungkapan variabel kualitatif kadang-kadang
digunakan untuk menunjuk variabel-variabel kategori ini, khusunya dikotomi,
barangkali juga untuk mengkontraskanya dengan variabel kuatitatif (variabel
kontinu).
Penggunaan ungkapan itu mencerminkan adanya gagasan yang
agak menyimpang mengenai hakikat variabel. Variabel selalu dapat
dikuantisasikan; jika tidak demikian, tentunya bukanlah variabel.
Sebelummnya dijelaskan bahwa konstruk adalah hal-hal yang tak teramati (non
observable) sedangkan defenisi variabel secara operasional adalah hal-hal yang
teramati (observable). Kerlinger (2006: 66) menambahkan bahwa hal yang dimaksud
adalah “variabel laten”. Variabel laten adalah suatu utuhan obyek (entity) tak
teramati yang diduga melandasi variabel amatan. Peneliti cenderung lebih
berminat pada variabel-variabel laten, daripada relasi antara variabel-variabel
amatan; sebab peneliti berupaya menjelaskan fenomena dan relasinya.
Istilah-istilah lain untuk mengungkapkan gagasan yang kira-kira sama misalnya
konstruk disebut dengan variabel intervensi (intervening variabel). Variabel
intervensi adalah istilah yang dibuat untuk menunjuk pada proses-proses
psikologis yang internal dan tak teramati, yang pada gilirannya mengacu pada
perilaku. suatu variabel intervensi ini “hanya ada di otak peneliti”
tidak dapat dilihat, didengar, atau diraba; disimpulkan dari
perilaku.
C. Ciri – ciri
KarakteristikVariabel Penelitian
Dalam
sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri
khusus, yaitu: memiliki variasi nilai, membedakan satu objek dengan objek yang
lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.
1.
Variabel
mimiliki nilai yang bervariasi.
Dikarenakan
variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi , maka
variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut:
dari suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau
IP hanya akan menjadi variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada
populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang mahasiswa tersebut tidak
terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP
bukan termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh
yang lainnya, dari suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis
pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka variabel jika seluruh orang dalam
populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.
2. Variabel membedakan satu objek dari objek yang
lainnya.
Objek – objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu
karakteristik yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih bisa
dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa
terdiri dari anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu
mahasiswa. Selain dari kesamaan tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki
perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin, motivasi belajar, cara belajar,
prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan
sebagainya. Perbedaan – perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan
memiliki sifat membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi mahasiswa
tersebut.
3.
Variabel
harus bisa diukur.
Penelitian
kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif, terukur dan
selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum
tentu dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah
operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38). Contohnya sebagai berikut, belajar
adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah konsep dan
jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian
harus stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya
prestasi belajar adalah jumlah jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa
dalam mengerjakan sebuah tes.
Kegunaan
dan Kriteria Variabel Penelitian
1. Kegunaan Variabel
·
Untuk
mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
·
Untuk
mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
·
Untuk
pengujuian hipotesis
2. Variabel penelitian
yang baik
·
Relevan
dengan tujuan penelitian
·
Dapat
diamati dan dapat diukur
·
Dalam
suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi, dan
didefenisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis
D. Definisi
operasional variabel
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang
memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel.
Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana
caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi
ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia
akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang
dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan
apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan
pengukuran yang baru.
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah
dipilih oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan
yang lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama. DO
(Definisi Operasional) boleh merujuk pada kepustakaan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/pengertian-dan-jenis-jenis-variabel-penelitian-evaluasi.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Komentar
Posting Komentar